Komoditi kopi arabika Aceh memiliki peluang besar untuk menembus pasar negara Nigeria dan sejumlah negara Afrika lainnya. Untuk itu, fokus pengembangan ekspor kopi ke depan akan diarahkan ke negara-negara tersebut.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Aceh, Safwan, Senin (17/3) di sela-sela membuka diseminasi informasi terkait dengan Information trade promotion centre (ITPC) dan Atase Perdagangan (ATDAG) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia, di Hotel Grand Nanggroe
Ia mengatakan, ke depan fokus pengembangan ekspor kopi Aceh akan diarahkan ke negara Afrika. Sebab, berdasarkan pemaparan Kepala ITPC Lagos, Nigeria, masyarakat di Afrika sama seperti masyarakat Aceh yang sangat mencintai kopi.
Saat ini kata Safwan ada beberapa produsen kopi asal Indonesia yang sudah masuk ke pasar Nigeria seperti, Indofood, Wings, Smart, PT Sindo Muncul, PT Tempo, Wilmar, Indorama, PT Bakrie Plantation, dan Nutrifood.
Acara yang menghadirkan narasumber dari ITPC Lagos, Nigeria, ITPC Barcelona, Spanyol, dan ATDG Bangkok, Thailand itu diikuti oleh para pengusaha, produsen serta eksportir kopi.
Kadis Perindag Aceh, Safwan saat membuka kegiatan tersebut, menekankan pentingnya pengetahuan dan tata-tata cara dalam kegiatan ekspor ke berbagai negara.
Ia menyebutkan, realisasi ekspor kopi Aceh di tahun 2012 dengan jumlah volume 9.703.360,00 kilogram per tahun dan tahun 2013 terdapat peningkatan jumlah ekspor kopi dengan jumlah volume 10.593.808,00 kilogram.
Karenanya, Safwan berharap, ketiga Atase Perdagangan itu dengan bekerjasama dengan pemerintah daerah siap membantu pemasaran kopi Aceh supaya bisa bersaing di tingkat Internasional.
Menurutnya, dengan kualitas kopi terbaik dunia dan cita rasa yang khas bukan menjadi sebuah hambatan bagi produk unggulan dari provinsi ujung paling barat Indonesia dapat bersaing di pasar negara tersebut.
Karena itu, pihaknya akan menindaklanjuti berbagai informasi yang disampaikan oleh para nara sumber dalam kegiatan deseminasi informasi ITPC/Atdag guna meningkatkan nilai ekspor dan kesejahteraan petani di masa mendatang.
Sementara itu, Kepala ITPC Lagos, Nigeria, Afrika, Pontas Tobing menyebutkan, Afrika merupakan salah satu pasar yang sangat berpotensial untuk para eksportir kopi, dengan jumlah penduduk 180 juta. “Produk berupa processing food, makanan olahan seperti kopi sachet, dan fish product olahan ikan seperti ikan kayu, abon ikan yang diekspor oleh Indonesia ke Nigeria saat ini meningkat signifikan,” kata Pontas.
Menurutnya, total yang diimpor kopi oleh Nigeria sebesar 12,43 juta dolar dan terus meningkat 12% pertahun.
Diseminasi informasi dan ITPC ATDAG juga dihadiri oleh 50 pengusaha kopi dan produsen. Tujuan diseminasi ini untuk memberikan informasi dan peluang pasar ke berbagai negara tujuan ekspor kopi.
Sumber: http://aceh.tribunnews.com/2014/03/18/kopi-aceh-berpeluang-masuk-pasar-afrika
Kopi Aceh Berpeluang Masuk Pasar Afrika |
“Warga negara Nigeria merupakan penikmat kopi dan ini sebuah peluang yang sedang kita jajaki untuk melakukan kegiatan ekspor ke negara tersebut di masa mendatang,” katanya
Ia mengatakan, ke depan fokus pengembangan ekspor kopi Aceh akan diarahkan ke negara Afrika. Sebab, berdasarkan pemaparan Kepala ITPC Lagos, Nigeria, masyarakat di Afrika sama seperti masyarakat Aceh yang sangat mencintai kopi.
Saat ini kata Safwan ada beberapa produsen kopi asal Indonesia yang sudah masuk ke pasar Nigeria seperti, Indofood, Wings, Smart, PT Sindo Muncul, PT Tempo, Wilmar, Indorama, PT Bakrie Plantation, dan Nutrifood.
Acara yang menghadirkan narasumber dari ITPC Lagos, Nigeria, ITPC Barcelona, Spanyol, dan ATDG Bangkok, Thailand itu diikuti oleh para pengusaha, produsen serta eksportir kopi.
Kadis Perindag Aceh, Safwan saat membuka kegiatan tersebut, menekankan pentingnya pengetahuan dan tata-tata cara dalam kegiatan ekspor ke berbagai negara.
Ia menyebutkan, realisasi ekspor kopi Aceh di tahun 2012 dengan jumlah volume 9.703.360,00 kilogram per tahun dan tahun 2013 terdapat peningkatan jumlah ekspor kopi dengan jumlah volume 10.593.808,00 kilogram.
Karenanya, Safwan berharap, ketiga Atase Perdagangan itu dengan bekerjasama dengan pemerintah daerah siap membantu pemasaran kopi Aceh supaya bisa bersaing di tingkat Internasional.
Menurutnya, dengan kualitas kopi terbaik dunia dan cita rasa yang khas bukan menjadi sebuah hambatan bagi produk unggulan dari provinsi ujung paling barat Indonesia dapat bersaing di pasar negara tersebut.
“Aceh juga memiliki lahan yang cukup luas untuk memproduksi biji kopi berkualitas yang siap tembus pasar ekspor,” katanya.
Karena itu, pihaknya akan menindaklanjuti berbagai informasi yang disampaikan oleh para nara sumber dalam kegiatan deseminasi informasi ITPC/Atdag guna meningkatkan nilai ekspor dan kesejahteraan petani di masa mendatang.
Sementara itu, Kepala ITPC Lagos, Nigeria, Afrika, Pontas Tobing menyebutkan, Afrika merupakan salah satu pasar yang sangat berpotensial untuk para eksportir kopi, dengan jumlah penduduk 180 juta. “Produk berupa processing food, makanan olahan seperti kopi sachet, dan fish product olahan ikan seperti ikan kayu, abon ikan yang diekspor oleh Indonesia ke Nigeria saat ini meningkat signifikan,” kata Pontas.
Menurutnya, total yang diimpor kopi oleh Nigeria sebesar 12,43 juta dolar dan terus meningkat 12% pertahun.
Diseminasi informasi dan ITPC ATDAG juga dihadiri oleh 50 pengusaha kopi dan produsen. Tujuan diseminasi ini untuk memberikan informasi dan peluang pasar ke berbagai negara tujuan ekspor kopi.
Sumber: http://aceh.tribunnews.com/2014/03/18/kopi-aceh-berpeluang-masuk-pasar-afrika