TEMPO Interaktif, Magelang - Banyak cara menikmati kopi. Dari diseduh dengan dituang air panas hingga merebusnya langsung dalam satu wadah. Cara berbeda dalam menyeduh kopi, tentu menghasilkan citarasa berbeda.
Kopi klotok adalah satu dari berbagai cara menikmati secangkir kopi. Berbeda dengan yang dilakukan kebanyakan orang, kopi klotok diseduh dengan cara direbus bersama air dalam satu panci. Hasilnya, kopi kental dengan rasa pahit pas di lidah.
Selain menawarkan nikmat kopi klotok, tempat itu sekaligus menyajikan makanan khas ndeso dan tempat peristirahatan di tengah perjalanan. “Rest area,” kata wanita berusia 32 tahun itu.
Menurut dia, tak ada bahan berbeda pada kopi klotok. Kopi jenis robusta atau arabika, semua bisa. Hanya, untuk mendapatkan citarasa kopi istimewa, biji kopi yang digunakan haruslah matang di pohon.
Biji kopi yang telah merah, lanjut dia, tak perlu buru-buru dipetik. Biarkan jatuh sendiri ke tanah. Akibatnya, tak jarang biji kopi yang digunakan pun telah berwarna kehitaman. “Itu tandanya matang pohon,” kata dia.
Untuk membuat secangkir kopi klotok, Darwiyanto, 23 tahun, seorang peramu di tempat itu mengatakan, awalnya bubuk kopi dimasak tanpa air dalam panci. Setelah menebarkan aroma gosong, kopi baru dituang air dan direbus hingga mendidih.
Menurut dia, gosong bubuk kopi yang terpanggang dalam panci itulah yang menciptakan aroma kopi yang kuat. “Setelah mendidih, baru dimasukkan gula secukupnya,” kata dia.
Ayu mengatakan, nama kopi klotok berasal dari dua hal. Pertama diambil dari proses memasaknya. Bubuk kopi terpanggang yang lengket di atas panci akan terkelupas saat disiram air. Dalam bahasa jawa, bubuk itu disebut nglothok (mengelupas).
Selain itu, lanjut dia, klotok juga berasal dari nama kampung tempat kopi itu dipopulerkan. Klotok adalah nama sebuah kampung di Cepu Jawa Tengah.
Lepas dari perdebatan asal usul namanya, kopi Klotok memang nikmat. Apalagi harganya cukup terjangkau, Rp 5 ribu per gelas di warung itu.
Seorang penggemar kopi klotok, Ngadisa mengatakan pahit rasa kopi klotok cukup pas di lidah. Di waktu senggang, dia sering menyempatkan diri mampir. Terlebih letak kedai itu hanya satu kilometer dari tempatnya berkantor. “Nikmat hingga ke ampas-ampasnya,” kata lelaki yang menjabat Kepala Kepolisian Sektor Secang itu.
Kopi klotok adalah satu dari berbagai cara menikmati secangkir kopi. Berbeda dengan yang dilakukan kebanyakan orang, kopi klotok diseduh dengan cara direbus bersama air dalam satu panci. Hasilnya, kopi kental dengan rasa pahit pas di lidah.
Kopi Klotok, Cara Berbeda Menikmati Secangkir Kopi |
“Aroma kopinya pun kuat,” kata Ayu Kusumadewi, seorang pengelola kedai Kopi Klotok di raya Magelang-Semarang Secang Kabupaten Magelang, Kamis, 5 Agustus 2010.
Selain menawarkan nikmat kopi klotok, tempat itu sekaligus menyajikan makanan khas ndeso dan tempat peristirahatan di tengah perjalanan. “Rest area,” kata wanita berusia 32 tahun itu.
Menurut dia, tak ada bahan berbeda pada kopi klotok. Kopi jenis robusta atau arabika, semua bisa. Hanya, untuk mendapatkan citarasa kopi istimewa, biji kopi yang digunakan haruslah matang di pohon.
Biji kopi yang telah merah, lanjut dia, tak perlu buru-buru dipetik. Biarkan jatuh sendiri ke tanah. Akibatnya, tak jarang biji kopi yang digunakan pun telah berwarna kehitaman. “Itu tandanya matang pohon,” kata dia.
Untuk membuat secangkir kopi klotok, Darwiyanto, 23 tahun, seorang peramu di tempat itu mengatakan, awalnya bubuk kopi dimasak tanpa air dalam panci. Setelah menebarkan aroma gosong, kopi baru dituang air dan direbus hingga mendidih.
Menurut dia, gosong bubuk kopi yang terpanggang dalam panci itulah yang menciptakan aroma kopi yang kuat. “Setelah mendidih, baru dimasukkan gula secukupnya,” kata dia.
Ayu mengatakan, nama kopi klotok berasal dari dua hal. Pertama diambil dari proses memasaknya. Bubuk kopi terpanggang yang lengket di atas panci akan terkelupas saat disiram air. Dalam bahasa jawa, bubuk itu disebut nglothok (mengelupas).
Selain itu, lanjut dia, klotok juga berasal dari nama kampung tempat kopi itu dipopulerkan. Klotok adalah nama sebuah kampung di Cepu Jawa Tengah.
Lepas dari perdebatan asal usul namanya, kopi Klotok memang nikmat. Apalagi harganya cukup terjangkau, Rp 5 ribu per gelas di warung itu.
Seorang penggemar kopi klotok, Ngadisa mengatakan pahit rasa kopi klotok cukup pas di lidah. Di waktu senggang, dia sering menyempatkan diri mampir. Terlebih letak kedai itu hanya satu kilometer dari tempatnya berkantor. “Nikmat hingga ke ampas-ampasnya,” kata lelaki yang menjabat Kepala Kepolisian Sektor Secang itu.
No comments:
Post a Comment